perbedaan antar suku di indonesia apabila tidak dijaga akan menimbulkan
Demokrasiyang sesuai dengan kehendak rakyat haruslah dibatasi oleh hukum, yang mana hal ini akan menimbulkan kesinambungan dalam terwujudnya negara yang berdasarkan hukum atau lebih dikenal dengan demokrasi konstitusional. Demokrasi konstitusional di Indonesia merupakan cita-cita dari pelaksanaan nilai-nilai yang terdapat di dalam Pancasila.
Istilahmenghargai perbedaan digunakan untuk menyikapi bentuk- bentuk perbedaan dalam masyarakat seperti perbedaan jenis kelamin, ras, suku bangsa, pemikiran, dan pendapat. Menghargai perbedaan berarti menerima realitas takdir, tidak menganggap sebagai sesuatu yang buruk atau harus disingkirkan, serta menyadari perbedaan sebagai suatu yang wajar.
a Indonesia dipandang dunia Internasional karena keberagaman dan kekuatan budayanya Keberagaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia harus dijaga dengan baik karena akan dapat mempertahankan identitas Indonesia di mata dunia. Sebagai contoh batik dengan segala keindahan coraknya telah lama memukau siapapun yang melihatnya.
TercatatIndonesia mempunyai 17.504 pulau dan pulau bernama 16.056. Selain itu, Indonesia juga terdiri atas 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010 dan untuk jumlah bahasa daerah di Indonesia mencapai 652 bahasa sedangkan untuk Agama yang diakui di Indonesia enam agama yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.
1 Undang-Undang No.1/1974 tentang Ketentuan Pokok Perkawinan, tidak mengatur tentang perkawinan beda agama. Oleh karena itu perkawinan antar agama tidak dapat dilakukan berdasarkan pada pasal 2 ayat 1 UU No.1/1974, bahwa perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya.
Site De Rencontre Pour Hommes Et Femmes Mariés. Perbedaan antara suku di indonesia apabila tidak di jaga akan menimbulkan
Perbedaan suku bangsa, contohnya Indonesia. Foto pixabayIndonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragamannya. Bentuk keragaman Indonesia bisa dilihat dari suku dan bangsanya. Bangsa adalah mereka yang tinggal bersamaan dalam suatu daerah tertentu yang memiliki berbagai macam kesamaan. Sedangkan suku adalah bagian dari bangsa yang cenderung spesifik. Tidak hanya Indonesia, seluruh negara di dunia pun memiliki keragaman suku dan bangsa. Semua suku bangsa di dunia pasti memiliki perbedaan satu sama lain yang menjadikannya istimewa. Lalu apa saja perbedaan suku bangsa yang ada? Simak penjelasan berikut. Perbedaan BahasaSetiap suku bangsa di dunia pasti memiliki bahasa yang berbeda-beda. Setiap bangsa memiliki suku dan setiap suku memiliki bahasanya masing-masing. Sebagai contoh, Indonesia memiliki beragam suku seperti suku Jawa, suku Sunda, suku Batak, dan suku Dayak. Masing-masing suku tersebut memiliki bahasanya sendiri. Perbedaan Ciri FisikTerdapat perbedaan mengenai ciri fisik masing-masing suku dan bangsa. Perbedaan tersebut meliputi warna kulit, bentuk rambut, tinggi badan, dan lainnya. Contohnya, ciri fisik suku Sunda tentu berbeda dengan suku Papua. Suku sunda cenderung memiliki kulit putih dan rambut lurus. Sedangkan suku Papua cenderung memiliki kulit yang hitam dan rambut keriting. Perbedaan suku bangsa, contohnya Indonesia. Foto pixabayPerbedaan Logat BahasaLogat bahasa adalah cara pengucapan seseorang terhadap suatu bahasa yang digunakannya. Berbeda dengan sekadar bahasa, logat bahasa dari tiap suku dan bangsa tentu juga berbeda. Misalnya, suku Jawa memiliki logat bahasa khas dan berbeda dengan logat bahasa suku Batak. Bahkan, suku Jawa sendiri juga memiliki beberapa logat berbeda, tergantung di mana wilayahnya. Itu mengapa logat bahasa suku Jawa bagian timur akan berbeda dengan suku Jawa bagian tengah. Perbedaan Adat dan BudayaAdat istiadat dan budaya setiap suku dan bangsa juga berbeda. Contoh perbedaan adat istiadat dan budaya di Indonesia mencakup rumah adat, upacara adat, aksara, teater, drama, tarian, lagu, musik, pakaian adat, masakan, perayaan, seni lukis, seni gambar dan lainnya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Satu dari sekian banyak suku di Indonesia yang menarik untuk diamati ialah Suku Baduy. Suku ini identik dengan kesahajaan, kesederhanaan dan keteguhan memegang prinsip. Saat ini, dunia sedang memasuki abad 21 dengan beragam kemajuan teknologi yang ditawarkan. Namun, Suku Baduy mengacuhkan hal tersebut. Baduy lebih tertarik memegang teguh kepercayaan sesepuh dan nenek moyang yang perlahan ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Baduy memiliki keteguhan dalam melanggengkan prinsip menjaga keharmonisan manusia dan memperlakukan alam secara bijaksana. Prinsip tersebut kemudian diturunkan dalam semua aktivitas sehari-hari Suku Baduy yang akan dibahas dalam tulisan ini. Prinsip pertama Suku Baduy adalah menjaga keharmonisan antar manusia. Masyarakat Baduy sadar bahwa kerusakan besar dapat berasal dari pertikaian manusia. Ada banyak hal pemicu pertikaian manusia, mulai dari ekonomi, politik, keluarga dan lainnya. Pertikaian tersebut diawali dengan komunikasi yang tidak berjalan lancar atau salah paham yang tidak terselesaikan. Dalam skala kecil, perseteruan tersebut hanya akan menimbulkan akibat yang dirasakan oleh diri sendiri dan orang-orang terdekat saja. Namun dalam skala besar, besar kemungkinan pertikaian antar manusia dapat menimbulkan kerugian kolektif dan jangka panjang seperti perang bahkan pembunuhan. Salah satu penyebab pertikaian antar manusia yang sering ditemui adalah keserakahan. Sejarah panjang bangsa Indonesia tidak terlepas dari munculnya sifat serakah dalam semua hal. Pada buku-buku bacaan sejarah, kita tentu sudah hafal dengan peperangan yang terjadi karena keserakahan pihak tertentu. Contohnya ingin menguasai wilayah tertentu, harta milik orang lain, istri orang lain dan semacamnya. Sifat serakah akan selalu membawa keburukan dan penyesalan pada kemudian hari. Paham dengan pola di atas, Suku Baduy melakukan antisipasi dini dengan cara menjaga keharmonisan antar manusia. Maka, lahirlah aturan tentang pola hubungan individu dan sosial. Suku Baduy mengedepankan gotong royong dalam setiap aktivitas. Gotong royong tersebut digunakan untuk menyelesaikan kepentingan dan hajat bersama. Kebersamaan yang senantiasa dilakukan Suku Baduy akhirnya menumbuhkan keharmonisan antar manusia sehingga tidak ada kesenjangan sosial dan ekonomi. Setiap warga ringan tangan membantu satu sama lain yang memiliki kesulitan. Hampir jarang ditemukan masalah yang tidak dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Semua akan selesai dengan musyawarah mufakat, seperti implementasi dari sila keempat Pancasila. Hal tersebut dapat dikenal dengan demokrasi Suku Baduy, dimana semua masalah akan dibahas bersama hingga selesai di aula pertemuan khusus. Cara menjaga keharmonisan antar manusia versi Suku Baduy adalah dengan memelihara kesederhanaan. Bagi mereka, kesederhanaan bermakna kebahagian hidup yang sesungguhnya sehingga bukan merupakan kekurangan atau sebuah ketidakmampuan. Manusia sejatinya tidak akan merasa cukup apabila tidak memiliki kontrol dengan menggunakan jiwa kesederhanaan dalam hidupnya. Perasaan cukup pada semua hal menjadi sesuatu yang penting dalam menahan keserakahan diri. Kesederhanaan menjadi lebih bermakna karena memperbolehkan seseorang menjadi dirinya sendiri dengan jujur. Sederhana akan meningkatkan kedamaian hati karena tidak ada yang perlu dikejar berlebihan dengan mempertaruhkan apapun. Kesederhanaan akan mengurai ambisi dan obsesi manusia. Sesama manusia Baduy tidak memiliki kompetisi apapun terutama dalam bidang materialistik. Kondisi tersebut berbeda 180 derajat dengan kehidupan masyarakat urban dan perkotaan. Padahal tidak ada yang harus berlomba antara manusia satu dengan lainnya. Kompetisi sebenarnya adalah pertarungan melawan diri sendiri agar semakin baik dari hari ke hari. Tanpa memiliki kesadaran, seseorang akan terus menerus merasa kurang dan tidak bersyukur pada apa yang sudah ada. Itu mengakibatkan kelelahan dan hati menjadi tidak damai karena selalu mengejar semua hal. Suku Baduy mengajarkan kita agar menggunakan apa yang kita miliki dengan optimal dan bersikap sederhana dalam keadaan apapun. Prinsip kedua Suku Baduy adalah memperlakukan alam secara bijaksana. Setelah memperhatikan keharmonisan manusia, Suku Baduy menempatkan alam sebagai prioritas selanjutnya. Mereka tidak setengah-setengah dalam menjaga keselamatan alam yang ditempati. Mulai dari hutan, sungai, tanah, pegunungan, perbukitan dan huma ladang. Perlakuan pada alam diatur sedemikian bijaksana agar keberadaan manusia tidak merusak alam. Eksploitasi alam tidak boleh terjadi karena seyogyanya manusia bergantung pada alam. Manusia berpikir bahwa mereka adalah penguasa alam, padahal tidak. Apabila alam sudah mengeluarkan kegagahannya, manusia tidak dapat berbuat lebih. Hal tersebut dapat dilihat saat terjadinya bencana alam hingga pandemi covid 19 yang meresahkan masyarakat seluruh dunia. Suku Baduy memiliki geografis terpencil yang dikelilingi keindahan alam, yakni perbukitan rimbun, pegunungan, hutan, sungai dan hamparan kebun yang melimpah. Urang Kanekes -sebutan untuk masyarakat Baduy- menganggap keberlimpahan alam tersebut sebagai sebuah titipan yang harus dijaga dengan baik. Regulasi tentang penjagaan alam ditata dan diwariskan turun temurun. Satu contoh regulasi menarik bagi penulis dan berdampak baik adalah sistem Huma dan Reuma. Sistem tersebut apabila dilaksanakan secara masif akan menjadikan alam Indonesia menjadi lebih terawat. Seperti yang sudah penulis sebutkan, Suku Baduy tetap konsisten mempertahankan prinsip tersebut pada setiap tindakan kebudayaan. Ada tujuh unsur kebudayan menurut Koentjaraningrat yakni bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan sistem kesenian. Suku Baduy mengimplementasikan dua prinsip di atas pada semua unsur kebudayaan tersebut. Tulisan ini berfokus pada sistem pengetahuan masyarakat Baduy yang dapat menjadi role model bagi dunia pendidikan di Indonesia. Suku Baduy sudah lebih dulu mengaplikasikan konsep merdeka belajar pada sistem pendidikannya. Sistem pengetahuan Suku Baduy diberikan dengan cara praktik langsung sehingga anak menjadi lebih nyata dalam pengaplikasian materi. Suku Baduy tidak mendikotomikan antara materi dengan praktiknya. Hal tersebut mampu meningkatkan pemahaman anak terhadap suatu hal. Pengalaman langsung dapat membentuk seseorang menjadi lebih cakap menghadapi permasalahan yang muncul di lapangan. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
PertanyaanKonflik antarsuku yang terjadi di Indonesia dapat disebabkan karena ....Konflik antarsuku yang terjadi di Indonesia dapat disebabkan karena .... benturan budaya akibat masyarakat tidak bisa menyikapi perbedaan pemikiran yang terbuka mengenai perbedaan di masyarakat hilangnya sifat konservatif yang dimiliki oleh setiap warga perbedaan warna kulit yang terlihat sehingga pasti memunculkan diskriminasi Jawabanjawaban yang tepat adalah yang tepat adalah A. PembahasanBudaya masyarakat dari suku lain lain terkadang tidak sesuai dengan budaya yang sudah dilakukan secara turun temurun. Hal itu yang terkadang menimbulkan rasa benar sendiridan menyalahkan kelompok suku lain yang memiliki budaya berbeda. Perbedaan itu pasti ada, tapi akan lebih baik jika kita menyikapi perbedaan itu dengan bijak dan tanpa emosi. Bukanlah hal yang buruk, bila kita menyikapinya dengan baik. Bila ada budaya yang kurang sesuai dengan kita, kita tetap harus menghormati budaya yang ada di suku lain. Jadi, jawaban yang tepat adalah masyarakat dari suku lain lain terkadang tidak sesuai dengan budaya yang sudah dilakukan secara turun temurun. Hal itu yang terkadang menimbulkan rasa benar sendiri dan menyalahkan kelompok suku lain yang memiliki budaya berbeda. Perbedaan itu pasti ada, tapi akan lebih baik jika kita menyikapi perbedaan itu dengan bijak dan tanpa emosi. Bukanlah hal yang buruk, bila kita menyikapinya dengan baik. Bila ada budaya yang kurang sesuai dengan kita, kita tetap harus menghormati budaya yang ada di suku lain. Jadi, jawaban yang tepat adalah A. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!241
perbedaan antar suku di indonesia apabila tidak dijaga akan menimbulkan